Wednesday, April 4, 2012

Hidup Bersaudara


Disebuah desa yang subur, hiduplah 2 lelaki bersaudara.
Sang kakak telah berkeluarga dengan 2 orang anak, sedangkan si adik masih melajang.
Mereka menggarap satu lahan berdua dan ketika panen, hasilnya mereka bagi sama rata.


Di suatu malam setelah panen, si adik duduk sendiri dan berfikir, "pembagian ini sungguh tidak adil, seharusnya kakakku lah yang mendapat bagian lebih banyak karena dia hidup dengan istri dan kedua anaknya."
Maka di malam yang sunyi itu diam-diam dia menggotong satu karung padi miliknya dan meletakkannya di lumbung padi milik kakaknya".
Ditempat yang lain, sang kakak juga sedang berpikir, "pembagian ini adil jika adikku mendapat bagian yang lebih banyak, karena ia hidup sendiri, jika terjadi apa-apa dengannya tak ada yang mengurus, sedangkan aku ada anak dan istri yang kelak merawatku."
Maka sang kakakpun bergegas mengambil satu karung dari lumbungnya dan mengantarkan dengan diam-diam ke lumbung milik sang adik.
Kejadian ini terjadi bertahun-tahun. Dalam benak mereka ada tanda tanya, kenapa lumbung padi mereka seperti tak berkurang meski telah menguranginya setiap kali panen ?
Hingga di suatu malam yang lengang setelah panen, mereka berdua bertemu ditengah jalan.
Masing-masing dari mereka menggotong satu karung padi. Tanda tanya dalam benak mereka terjawab sudah, seketika mereka saling berpelukan erat, mereka sungguh terharu menyadari betapa mereka saling menyayangi.


Beginilah seharusnya kita bersaudara.


Harta tidak menjadi pemicu permusuhan melainkan menjadi perekat yang teramat kuat diantara saudara.


Tuhan telah menanamkan cinta pada hati mereka yang mau lelah memikirkan nasib saudara-saudara mereka.


Tuhan tak akan membiarkan kita kekurangan jika kita selalu berusaha mencukupi kehidupan orang lain.
Tuhan tak akan menyusahkan kita yang selalu berusaha membahagiakan orang lain.


It's the true : POWER OF GIVING

Filosofi Mahatma Gandhi


Seorang pria yang sudah tua hendak menaiki bus.


Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan.


Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi.
Lalu si bapak tua itu dg tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela


Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu dan bertanya kepada si bapak tua,
"Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga?"
Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."


Dalam cerita di atas Mahatma Gandhi memahami filosofi dasar dalam hidup.
Jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.


Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tetapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yg terjadi dalam hidup kita.

Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak.Tetapi dg melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan. Berkeras mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik, tetapi memberikan dg ketulusan menjadi banyak orang terbantu dan bahagia