Monday, January 14, 2013

Memukul Nenek

Disebuah sidang Pengadilan ;
Hakim :: "Tolong saudara jawab dgn jujur, kenapa sodara sampai tega memukul nenek yg tdk bersalah itu..?"

Tersangka :: Ceritanya begini pak Hakim, waktu itu saya naek kereta api dari Jakarta mau ke Surabaya, saya duduk deket jendela disamping si nenek itu..

Pada pemberhentian pertama, dtg petugas yg memeriksa karcis.
Kemudian nenek itu mengeluarkan tasnya yg besar dan di dlm tasnya yg besar dia mengeluarkan tasnya yg kecil dan di dlm tasnya yg kecil dia mengeluarkan dompet yg besar dan di dlm dompet yg besar dia mengeluarkan dompet yg kecil dan di dlm dompet yg kecil ada dompet tangan dan di dlm dompet tangan ada karcis kereta tsb dan dikasihlah kepada petugas.....
kemudian giliran saya, saya langsung berikan karcis saya..

Tak lama kemudian......
Di permberhentian kedua. Lagi2 di sana ada pemeriksa karcis, nenek itu kembali mengeluarkan tasnya yg besar dan di dlm tasnya yg besar dia mengeluarkan tasnya yg kecil dan di dlm tasnya yg kecil dia mengeluarkan dompet yg besar dan di dlm dompet yg besar dia mengeluarkan dompet yg kecil dan di dlm dompet yg kecil ada dompet tangan dan di dlm dompet tangan ada karcis kereta dan dikasihkan ke petugas Kemudian giliran saya, saya langsung berikan karcis saya

Setelah 30 menit perjalanan, kereta kembali berhenti utk pemberhentian ketiga.
Dan lagi2 datang petugas karcis, nenek itu kembali mengeluarkan tasnya yg besar dan di dlm tasnya yg besar dia mengeluarkan tasnya yg kecil dan di dlm tasnya yg kecil dia mengeluarkan dompet yg besar ada domp.............

"DOK...DOK...DOK"
*Hakim mengetuk palu dgn keras* sambil berkata : "Tolong ya...!! Saya minta saudara SERIUS di pengadilan ini..!!!!
JANGAN MAIN-MAIN...!!!"

Tersangka ::  Tuh kaan...
Baru sampe stasiun ketiga aja pak hakim udah sewot!! Saya sampai Surabaya Pak...!!! SURABAYAAAA....­­­!!Huuwaaaaa....!!

Friday, January 11, 2013

MoTivasi dari Catatan Andrie Wongso

10 MOTIVASI HEBAT

1. Mereka γang beralasan "tidak punya waktu" adalah mereka γang membiarkan waktu mengatur hidupηγa, bukan malah sebaliknya.

2. Masalah itu "adil", ia datang kepada semua orang, tetapi tidak dengan jalan keluar. Jalan keluar hanya datang kepada mereka γang mencariηγa.

3. Dunia lebih menghargai orang yang mau melakukan pekerjaan kecil daripada orang yang hanya memiliki rencana besar.

4. Nasib baik tidak pernah salah memilih orang, ia memilih orang yang proaktif menjemputηγa.

5. Gunakan perasaan saat menghadapi manusia; gunakan logika saat menghadapi masalah.

6. Jangan hanya tertarik dengan аρа γang dicapai orang sukses, tertariklah dengan air mata γang mereka keluarkan untuk mencapainya.

7. Yang menyedihkan bukanlah "bidikan γang meleset", tapi "bidikan tanpa target".

8. Hidup ibarat sebuah buku, Tuhan menyediakan pena (takdir), akan tetapi Andalah penulisηγa (nasib).

9. Hal yang perlu ditakuti saat mengkritik orang lain adalah ketika kita sendiri pun tidak lebih baik dari mereka!

10. "Lovers" adalah alasan saya untuk terus berkarya. "Haters" adalah alasan saya untuk terus bertumbuh.
*diambil dr catatan Andrie Wongso

Yu You Zhen

Yu Youzhen (53) bukan perempuan biasa. Warga kota Wuhan, China ini memiliki kekayaan yang luar biasa. Menurut harian South China Morning Post, Yu adalah pemilik 17 gedung apartemen di Wuhan dengan nilai aset sebesar 1,6 juta dollar AS atau lebih dari Rp 15 miliar.

Namun, tak seperti orang kaya lainnya yang memilih bersantai menghitung kekayaan atau bepergian ke luar negeri, Yu tetap memilih bekerja di usianya yang sudah senja itu. Dan, pekerjaan yang dipilih Yu adalah petugas kebersihan kota dengan gaji hanya sekitar Rp 2 juta sebulan.

Sudah sejak 1998, Yu bekerja sebagai petugas kebersihan kota. Dia harus bangun sejak pukul 3.00 dini hari, lalu bekerja selama enam jam penuh membersihkan ruas jalan sepanjang 3 km dari sampah dan kotoran lainnya. Tak hanya itu, Yu harus bekerja selama enam hari dalam sepekan.

Sejatinya, Yu dan suaminya memang terlahir dari keluarga miskin dan terbiasa bekerja keras. Sejak 1980-an, Yu dan suaminya bekerja dari pagi hingga malam demi bisa menyisihkan sedikit uang.

Jerih payah mereka terbayar, ketika mereka akhirnya bisa membangun rumah tiga lantai. Nah, beberapa ruangan di rumah tiga lantai inilah yang kemudian disewakan Yu untuk warga desa yang merantau ke Wuhan.

Dengan menyewakan ruangan dengan harga 50 yuan atau sekitar Rp 75.000 sebulan, Yu bisa menyisihkan uang untuk membangun lebih banyak apartemen. Hanya dalam beberapa tahun, Yu sudah memiliki lima gedung apartemen.

Kembali ke masa kini, banyak orang tak memahami mengapa Yu, yang sudah berkelimpahan uang, tetap bekerja sebagai pembersih jalanan. Apa sebenarnya motivasi Yu mempertahankan pekerjaannya?

"Saya ingin menjadi contoh bagi putra dan putri saya. Seseorang tak bisa hanya duduk di rumah dan memakan semua kekayaannya," kata Yu menjelaskan motivasinya.

Bahkan Yu tak segan-segan memperingatkan kedua anaknya agar tak bermalas-malasan.

"Jika mereka tak mau bekerja maka saya akan serahkan semua kekayaan saya kepada negara," ujar Yu.

Dan ancaman sang ibu ternyata cukup manjur. Putranya kini bekerja sebagai pengemudi di kawasan Donghu dengan gaji sekitar Rp 3 juta sebulan. Sementara putrinya bekerja sebagai karyawan sebuah perusahaan dengan penghasilan hampir Rp 5 juta sebulan.