Ketika Cynthia Rigss (81) menikah dengan Howard Atterbery (90) di sebuah
gereja pekan lalu, peristiwa itu menjadi babak baru romansa mereka yang
telah berjalan lebih dari 60 tahun.
Cynthia, seorang mantan ahli
geologi yang kini menulis novel misteri dan pemilik penginapan di
Vineyard, tidak pernah sekali pun memikirkan Howard sejak mereka berdua
bekerja bersama 63 tahun yang lalu. Sebelumnya mereka bekerja menghitung
plankton di Scripps Institution of Oceanography di San Diego, dan
mereka mengatasi kebosanan dengan menulis catatan berupa kode yang
mereka ciptakan bersama di atas tisu toilet.
Jadi, ketika tahun
lalu Cynthia menerima catatan pendek berisi kode tersebut, ia
benar-benar yakin siapa orang yang mengirimkannya, meskipun catatan itu
tidak dibubuhi tanda tangan. Namun isi pesan sangat dalam, “Saya tidak
pernah berhenti mencintaimu.” Cynthia akhirnya memutuskan untuk mencari
si penulisnya.
“Hal itu tidak mudah karena ia menuliskan
alamatnya berupa kode garis lintang dan garis bujur. Dia sengaja
melakukannya untuk mengetahui apakah aku benar-benar ingin
menghubunginya,” kata Riggs kepada Yahoo! Shine melalui wawancara
telepon. “Sayangnya, kode garis lintang dan garis bujur yang ditulisnya
salah.”
“Aku salah membacanya,” ujar Howard kepada Shine mengenai GPS yang dia jadikan patokan.
Namun
Cynthia tak patah arang. Setelah awalnya tersesat di Baja, California,
tempat ia terjebak di beberapa jalan buntu, ia menghubungi Persatuan
Dokter Gigi California, sebab dia tahu Howard pernah menempuh pendidikan
kedokteran gigi. Usaha itu mengantarkannya ke sebuah alamat dan nomor
telepon yang tidak lagi bisa bisa dihubungi. Meski demikian Riggs tetap
mengirimkan suratnya ke alamat tersebut. Tak lama kemudian, ia
mendapatkan kartu pos dari Howard.
Sejak saat itu, mereka mulai
berkorespondensi selama hampir satu tahun, dan hubungan tersebut
mengungkapkan banyak hal mengejutkan yang tidak diduga.
Yang
pertama adalah kisah pilu, yaitu Cynthia kehilangan putrinya yang
meninggal beberapa tahun sebelumnya, dan Howard juga kehilangan putranya
di usia yang sama dan di waktu meninggal yang berdekatan. “Itulah yang
membuat kami merasa dekat dalam waktu singkat,” kata Cynthia.
Selain
itu Howard juga pernah mengatakan bahwa ia ingin memberikan sebuah hal
yang sangat istimewa, yaitu sebuah lempengan mangan, berupa formasi
bebatuan mangan dan besi berukuran kecil yang berasal dari dasar laut
yang dalam. “Setahu saya tidak ada seorang pun yang memiliki benda itu,”
kata Cynthia.
“Lucunya, saya memiliki banyak benda itu,” kata
Howard. Ia telah memiliki benda itu sejak menulis untuk Smithsonian,
saat ia melakukan penjelajahan di Antartika selama beberapa bulan.
Rasa
suka Cynthia terhadap Howard terus tumbuh, dan ia semakin didorong oleh
para wanita yang mengikuti pelatihan penulisan yang ia pimpin. Mereka
terus membahas keromantisan Howard, khususnya saat ia mengetahui bahwa
Cynthia suka berkebun.
Howard mengiriminya berbagai jenis benih,
huruf pertama dari setiap bunga dan sayuran (hollyhocks, leeks [daun
bawang]) dieja “H loves C.” Tanaman tersebut kini tumbuh subur di
kebunnya.
Namun Cynthia, yang memiliki empat anak, telah menikah
selama 25 tahun, dan telah bercerai 35 selama tahun tersebut, tidak
langsung terpikat. “Saya tidak ingin menikah lagi,” katanya, seraya
menambahkan bahwa meski ia mengagumi Howard, ia tidak berencana menikah.
Namun, saat Cynthia mengunjungi putrinya di Santa Barbara akhir
tahun lalu, Howard mengirimnya tiket kereta untuk berkunjung. Dan
Cynthia pun melakukan perjalanan tersebut.
“Terakhir ia melihat saya adalah saat saya berusia 18 tahun,” katanya. “Dan kini saya berusia 81 tahun.”
Howard
menemuinya di peron kereta sambil membawa mawar merah dan mengajaknya
ke rumahnya lalu menikmati waktu di ayunan halaman belakang rumahnya.
“Saya menggenggam tangannya, dan tak lama kemudian saya langsung
melamarnya,” kata Attebery kepada Shine. “Saya tahu. Dan dia
mengetahuinya.”
“Dia orang yang romantis dan tahu bagaimana caranya menaklukkan saya.”
Bagi
Howard itu adalah puncak dari mimpi panjangnya. “Saya benar-benar
menyukai Cynthia sejak hari pertama kami berjumpa,” katanya. “Tapi dia
tidak tahu.”