Alkisah pada abad ke-19 di Negeri China. Toko Buah Yu
mengangkut 50 keranjang nanas dari daerah Laiyang ke Shanghai. Karena
perjalanan yang jauh, maka ada sebagian nanas yang mulai membusuk dan
dibuang..
Di seberang Toko Buah Yu ini, tinggallah sepasang suami istri yang
miskin. Mereka segera memungut nanas-nanas yang dibuang itu dan
mengupasnya. Lalu dengan teliti memilih bagian yang masih baik,
memotongnya kecil-kecil, kemudian menjualnya. Ternyata, dagangan itu
laris manis.
Akhirnya, suami istri tersebut membeli nanas yang tidak bisa dijual
Toko Buah Yu karena sudah mulai membusuk. Pemilik Toko Buah Yu menyambut
dengan senang hati dan menjual berkilo-kilo nanas dengan harga sangat
murah!
Pasangan suami istri miskin ini, bekerja dengan tekun. Mereka membuka
kios sederhana di depan rumah. Selain menjual nanas dalam
potongan-potongan kecil, mereka juga menyediakan kue dodol nanas. Bisnis
mereka berjalan baik dan lanacar. Dalam waktu yang tergolong singkat,
kue dodol nanas telah menjadi makanan khas daerah Tiongkok Selatan dan
bahkan dikenal sampai ke kerajaan.
Pemilik Toko Buah Yu iri hatinya, atas keberhasilan bisnis suami istri
yang tinggal di depan tokonya. Ia tahu bahwa kue dodol nanas itu terbuat
dari nanas asal tokonya, yang sudah mulai membusuk. Maka pada malam
hari, Tuan Yu menulis tiga aksara berikut: 天知道 (Tian Zhi Dao)/Langit
Tahu di sehelai kertas, lalu menempelnya di pintu toko kue dodol nanas.
Esok harinya, suami istri tersebut melihat tulisan itu. Mereka
terperanjat, tahu kalau ada orang yg ingin merusak bisnis mereka. Tapi
kemudian, sang suami tertawa dan berucap, “Saya kebetulan sedang
berpikir mencari nama toko, dan hari ini ada orang yang menuliskan nama
toko dan mengirimnya ke depan pintu. Bagus sekali!” Katanya lagi,
“Kaisar juga pernah memakan kue dodol nanas dari tokoku. Kaisar adalah
Putra Langit di masa ini, jadi memang sudah seharusnya kalau memakai
nama “天知道 (Tian Zhi Dao)”. Oke, saya gunakan tiga aksara ini sebagai
nama toko!” Akibatnya bisnis kue dodol nanas ini menjadi semakin
melejit.
Tuan Yu berang bukan main. Rasa iri dan dengkinya makin menjadi-jadi.
Selanjutnya, ia dengan liciknya melukis di dinding toko itu seekor
kura-kura yang menyembunyikan kepala di dalam tempurung dengan disertai
tulisan, “Tidak tahu malu!”
Keesokan harinya, melihat lukisan kura-kura ini, sepasang suami istri
itu terdiam, namun sejenak kemudian keduanya berucap secara bersamaan,
“Kita gunakan kura-kura sebagai logo produk. Kue dodol nanas memang
dapat menyembuhkan batuk dan memperpanjang usia. Sementara kura-kura
adalah hewan yg panjang usianya.” Sejak itu, logo kura-kura menjadi logo
yang terkenal di Shanghai.
No comments:
Post a Comment