Seven Summits, adalah sebutan bagi tujuh puncak gunung tertinggi di
dunia dan jadi impian setiap para pendaki. Ketinggiannya mulai dari
4.884 hingga yang tertinggi adalah 8.850 mdpl. Yuk, kenal lebih dekat
dengan 'tujuh atap dunia' ini!
Setiap para pendaki di dunia,
pasti mempunyai impian untuk berdiri di atas salah satu puncak Seven
Summits atau malah ketujuhnya sekaligus. Tahukah Anda, salah satu Seven
Summit ini berada di Indonesia.
Dari situs 7summits.com, Kamis
(12/9/2013), ketujuh puncak tertinggi di dunia itu adalah Puncak
Carstenz di Pegunungan Jaya Wijaya Indonesia (4.884 mdpl), Gunung Vinson
di Antartika (4.897 mdpl), Gunung Elbrus di Rusia (5.642 mdpl), Gunung
Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl), Gunung Aconcagua di Argentina
(6.962 mdpl), Gunung Denali di Alaska (6.194 mdpl) dan Gunung Everest di
perbatasan Nepal dan Tibet (8.848 mdpl).
Seven Summits mewakili
tiap beberapa benua yang ada di dunia ini, Asia, Eropa, Amerika, Afrika,
dan Benua Antartika. Asia mewakili dua puncak, yaitu Puncak Carstenz
dan Gunung Everest sebagai puncak yang paling tinggi di dunia.
Pencetus
ide Seven Summits ini adalah Dick Bass, seorang pendaki asal AS. Dia
sebelumnya sudah mendata beberapa puncak tertinggi di dunia, tapi kala
itu tidak memasukan Puncak Carstenz melainkan menggantinya dengan Gunung
Kosciuszko yang punya ketinggian 2.228 mdpl di Australia.
Alasannya,
Dick Bass ingin tiap benua mewakili Seven Summit. Dia mengawali
pendakian di Gunung Aconcagua pada tahun 1983, hingga mengakhirnya
mendaki Gunung Everest di tahun 1985.
Meski begitu, rupanya
beberapa pendaki mempunyai pendapat berbeda dengan Dick Bass. Adalah
Reinhold Messner, seorang pendaki asal Austria yang mengajukan nama
Carstenz untuk mengganti Gunung Kosciuszko. Pendapat tersebut makin
dikuatkan oleh pendaki legendaris Patrick Allan Morrow asal Kanada.
Mereka berdua pernah mencicipi Seven Summit yang diutarakan Dick Bass,
dengan tambahan Puncak Carstenz.
Akhirnya munculah versi Seven
Summit ala Bass dan ala Messner. Seiring berjalan waktu, versi Reinhold
Messner yang lebih dipilih para pendaki. Mungkin, karena medan Carstenz
lebih menantang daripada Gunung Kosciuszko.
Satu kesamaan dari
tujuh puncak tertinggi di dunia tersebut adalah masing-masing mempunyai
salju abadi. Untuk mendaki ke puncaknya, dibutuhkan keahlian mendaki,
panjat tebing, hingga teknik menali. Persiapan pun harus matang, sebab
nyawa adalah taruhannya.
Lama pendakian pun bisa memakan waktu
puluhan hari. Oleh sebab itu, Anda harus membawa perbekalan dan
peralatan gunung lebih banyak dan lebih berat. Ketahanan fisik menjadi
yang nomor satu, sebab suhu di tiap puncaknya mampu menembus puluhan
derajat Celcius. Contohnya, suhu udara di Puncak Everest dapat mencapai
-20 derajat Celcius.
Untuk mendaki ketujuh gunung tersebut,
beberapa tur operator dunia menjual paketnya. Seperti American Alpine
Institute (AAI), yang sudah menjual paket tur mendaki Seven Summits
sejak tahun 1975.
Melalui situs resminya, biaya untuk mendaki
tiap Seven Summits adalah US$ 3.460 (Rp 39 juta) untuk Gunung
Kilimanjaro, US$ 4.950 (Rp 56 juta) untuk Gunung Elbrus, US$ 4.300 (Rp
48 juta) untuk Gunung Aconcagua, US$ 6.800 (Rp 77 juta) untuk Gunung
Denali, US$ 39.500 (Rp 447 juta) untuk Gunung Vinson, US$ 18.500 (Rp 209
juta) untuk Puncak Carstenz di Papua, dan US$ 65 ribu (Rp 736 juta)
untuk Gunung Everest.
*data tahun 2013
Hingga kini, sudah banyak para pendaki yang
menanjakan kakinya ke tujuh puncak dunia tersebut. Dari Indonesia,
hanya baru 8 orang saja yang berhasil, salah satunya Sofyan Arief Fesa.
Pria berusia 30 tahun ini membutuhkan waktu 3 tahun (2009-2011) untuk
mendaki Seven Summits.
No comments:
Post a Comment