Seorang biksu dengan pakaian dekil datang memohon sumbangan ke rumah
seorang saudagar kaya. Saudagar kaya itu merasa sebal dengan penampilan
si biksu dan mengusirnya pergi dengan kata-kata kasar.Beberapa hari
kemudian seorang biksu besar datang dengan jubah keagamaan yang mewah
dan berkilauan, memohon sedekah ke saudagar kaya tersebut.
Si saudagar kaya segera menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan
makanan (vegetarian tentunya) mewah untuk si biksu. Lalu ia mengajak si
biksu untuk menikmati makanannya.Si biksu menanggalkan jubah
keagamaannya yang mewah, melipatnya dengan rapi dan meletakkannya di
atas kursi meja makan. Katanya, 'kemarin aku datang dengan pakaian usang
dan anda mengusirku.
Hari
ini aku datang dengan pakaian mewah, dan anda menjamuku. Tentunya
makanan ini bukan untukku tapi untuk jubah ini'. Setelah berkata
demikian si biksu tersebut berlalu, meninggalkan si saudagar yang kaget,
Lantas biksu itu menyimpulkan :
"Kalau ternyata bukan diriku,
melainkan pakaianku yg dihormati,
mengapa aku mesti senang...??"
"Dan kalau ternyata bukan diriku,
melainkan apa yg kupakai yang dihina ,
mengapa aku mesti sedih...??"
Demikian manusia ,
lebih sering menghormati yang melekat pada diri seseorang,seperti
- apa yang atau pakaian yang dipakai atau kekayaan atau...
- jabatan seseorang,BUKAN PRIBADI keberadaan orang itu sendiri Maka...
Jika engkau dihormati orang,
jangan bangga diri...dan kalau pun engkau tidak dihormati,
jangan kecewa dan bersedih hati ,sebab....
Engkau tetap sebuah harga.
No comments:
Post a Comment