Wednesday, January 22, 2014

Cristiano Ronaldo : Perjuangan Seorang Anak Kampung menjadi Pemain Bola Nomor 1 Dunia

Bagi yang sudah mengenalnya dari kecil, pemandangan berikut sudah biasa. Di awal pekan Cristiano Ronaldo meneteskan air mata bahagia saat menerima trofi Ballon d'Or untuk kali kedua, tumbuh besar di area miskin Madeira, Funchal, pemain terbaik 2013 memang dahulu sering ditemukan sedang menyusut air mata.

Besar di daerah pegunungan di sebuah area yang disebut Santo Antonio, masa kecil Cristiano memang keras. Pasangan Dolores dan Dinis kedatangan anak keempat yang sebelumnya tidak direncanakan. Ibunya seorang juru masak sementara sang ayah adalah tukang kebun kota, mereka bekerja keras untuk menghidupi keluarga.

Nama Cristiano diberi ibunya dan Ronaldo datang dari ayah yang diambil dari nama Ronald Reagan (aktor favorit Dinis yang kemudian menjadi presiden Amerika Serikat), dan di usia sangat muda dengan cepat sanggup menarik perhatian melalui aksinya di atas lapangan hijau. Ditemani ayahnya ke klub lokal Andorinha, di usia 7, Cristiano sudah bermain dengan sepupunya Nuno dan sejak saat itu fokusnya tidak pernah terbelah.

Guru sekolah dasar Francisco Afonso adalah pelatih pertama Cristiano dan langsung terkesan dengan kemampuan sang murid. "Sejak awal dia sudah terlihat spesial, semua orang bisa merasakannya," ungkap Afonso pada Goal. "Cristiano masih mungil, tapi penuh semangat. Dia memulai di posisi bertahan tetapi sering naik karena ingin terlibat dalam segalanya. Kedua kakinya aktif dan cepat, disempurnakan teknik yang terus diasah. Cristiano juga selalu meminta bola, sepakbola adalah segalanya, jika tidak bermain dia pasti kecewa."

Rui Alves, teman sejak kecil penyerang Real Madrid mengatakan Cristiano hanya ingin bermain bola. "Kami bisa bermain sepanjang hari tetapi yang dilakukan Cristiano hanyalah menendang bola," katanya. "Saya pernah mengajaknya bermain permainan lain tetapi hanya sepakbola yang ada di pikirannya. Ketika hari akan berakhir, kami biasa pergi ke toko kue untuk mendapatkan makanan yang tidak habis terjual secara gratis, tetapi bola itu tidak pernah lepas dari tangannya."

Pemenang Ballon d'Or dua kali tersebut langsung menancapkan nama di Andorinha. Ricardo, rekan satu timnya dahulu yang sekarang bekerja di bar klub mengingat kehebatan Cristiano. "Kemampuannya jauh di atas anak-anak lain," ungkapnya. "Bahkan di usia muda perbedaan itu terasa mencolok. Saat tidak mendapatkan bola, dia kecewa - dan ketika kami kalah, menangis."

Saking berbakatnya, pada sebuah pertandingan Cristiano mencetak hat-trick untuk menghadirkan keunggulan 3-0 Andorinha di babak pertama, tetapi di awal interval kedua dia mendapat cedera hingga harus dibawa ke rumah sakit. Saat kembali dengan balutan perban di kepala, dia langsung terpukul karena Andorinha kalah 4-3.

Performa menjanjikan Cristiano kemudian jadi perbincangan dan kemampuannya langsung terendus tim terbesar di pulau tersebut, Nacional. Pada usia 12 Cristiano sudah diambang mendapat kontrak resmi sebagai pemain muda tetapi banyak pihak menyadari pemain kurus itu tercipta untuk melakukan hal-hal yang lebih besar lagi. Seorang hakim Madeira bernama Joao Marques de Freitas melakukan kontak dengan pemandu bakat Sporting Lisbon Aurelio Pereira, mendiskusikan kemungkinan Cristiano menjalani trial di sana.


Memegang bola |Cristiano (pojok kanan) pada sebuah gambar yang dibanggakan klub lamanya

"Saya bertemu Cristiano saat berusia 11," kata De Freitas pada Goal. "Ayah angkatnya memperkenalkan dan menjelaskan betapa berbakatnya Cristiano. Pada saat itu dia masih sangat, sangat kecil dan rapuh."

"Saya langsung menghubungi sosok di Sporting yang paling bertanggung jawab terhadap pencarian bakat dan mengatakan: 'Ada anak yang dinilai punya kemampuan di atas rata-rata.' Tetapi pada saat itu dia mengatakan: 'Wow masih sangat muda', lalu menjelaskan Sporting tidak bisa mendatangkan anak yang masih sangat muda ke Lisbon."

"Kemudian saya berbicara pada ibu Cristiano yang rendah hati, ternyata dia memberi lampu hijau. Tidak lama kemudian kami memberinya tiket ke Lisbon. Cristiano pergi dengan papan nama tergantung di dada agar bisa teridentifikasi di bandara. Mr Aurelio berada di sana menjemput dan dia menghabiskan empat hari di Lisbon."

Benar saja, pemandu bakat Sporting terkesan dengan kemampuan anak kecil dari Madeira dan sejak saat itu jalan menuju kesepakatan langsung dirancang. Nacional dalam kondisi berutang €25.000 pada Sporting sebagai buntut dari beberapa aktivitas transfer sebelumnya dan mereka menjelaskan Sporting bisa memiliki Cristiano gratis dengan catatan utang mereka dihapus. Mahar tersebut tentunya bukan jumlah sedikit bagi anak berusia 11 dan kedua klub sepakat merahasiakan ini.


Perubahan pemandangan | Keluarga Cristiano sekarang tinggal di area eksklusif Funchal

Akademi Sporting adalah yang terbaik di Portugal dan terkenal sering melahirkan winger kelas dunia seperti Luis Figo yang melegenda. Ibu Ronaldo yang merupakan fans berat Figo dan loyalis Sporting, dia menyukai ide anaknya mengenakan jersey sakral Hijau-Putih dan hal ini terwujud di usia Cristiano yang baru menginjak 12.

Awal petualangan Cristiano di Sporting tidak berjalan lancar karena dia dihajar homesick dan sering dijadikan bahan lelucon anak-anak lain karena punya aksen Madeira yang kental. "Cristiano sempat mendapat kesulitan tetapi semua bisa dilalui karena dia punya kepribadian unik," tambah De Freitas. "Cristiano adalah pemain juara yang punya semangat pantang menyerah sejak kecil."

"Cristiano seorang petarung dia anak jalanan. Ayahnya adalah orang yang tidak bahagia dan meninggal dunia beberapa tahun lalu. Jadi Cristiano punya masa kecil yang kurang menyenangkan namun dia selalu tahu cara keluar dari kesulitan karena sudah terbiasa hidup pada kondisi serba susah. Bukan hal mengagetkan ketika presiden FIFA Sepp Blatter melontarkan sindiran, dia hanya berkata: 'Saya akan membalasnya di lapangan' - dan ternyata sukses. Dengan segala rasa hormat, Blatter benar. Cristiano memang komandan!"

Rui lalu menambahkan: "Banyak orang tidak mengenalnya dengan baik. Mereka sok tahu karena ketika Anda bersamanya dia sosok menyenangkan dan pemurah. Cristiano belum kembali ke Santo Antonio karena banyak orang yang tidak bekerja meminta-minta uang. Cristiano menjauh tetapi hingga sekarang masih sosok sama seperti dahulu."

"Kami masih menjalin komunikasi, dia selalu menyempatkan diri untuk kami." Kawannya yang lain - Ricardo - menjelaskan. "Lucu juga jika mengingat saat muda kami sering menyaksikan Pauleta yang berasal dari Azores bermain untuk Portugal. Pada saat itu kami berpikir mengapa Madeira tidak punya pemain dengan kualitas seperti itu? Tetapi sekarang? Kami punya yang jauh lebih baik!"

"Bagi kami, Cristiano telah membuat pulau ini terlihat dalam peta dan kami akan selalu berterima kasih atas segala hal yang telah dia lakukan."

Jadi, ketika sang megabintang berusaha menahan air mata di gala Ballon d'Or, Anda boleh bertaruh, banyak orang di Madeira ikut menangis karena bahagia dan bangga. Cristiano kecil dahulu sering menangis, beberapa waktu lalu dia menangis dengan status pemenang penghargaan individual sepakbola paling bergengsi di planet ini.

No comments:

Post a Comment