Siapa sangka gadis yang dulu dipanggil "wanita pirang
di kelas ilmu komputer" di Stanford University kini menjalankan salah
satu perusahaan tertua dalam sejarah Internet? Hanya beberapa bulan
setelah menjabat CEO Yahoo, Marissa Mayer, wanita itu, membuat keputusan
akuisisi miliaran dolar AS dan membuat Yahoo kembali menjadi bahan
perbincangan hangat di blog-blog teknologi dan situs berita utama.Namun
teman-teman dekatnya tak kaget dengan apa yang telah berhasil
dicapainya. Sejak muda, Mayer memang telah menunjukkan talentanya.
Selain cerdas, dia juga dikenal lugas dan tak suka basa-basi.
Brian
Jojade yang mengambil mata pelajaran Matematika Lanjutan bersama Mayer
di kelas delapan mengisahkan, suatu hari ia menghubungi stasiun radio
lokal untuk mengumumkan hari ulang tahunnya secara on-air pada hari itu.
Alih-alih membuatnya terkesan oleh kejutan itu, Mayer justru tampak tak
suka. "Dia tidak senang sama sekali. Anda bisa menyebut itu tidak
menyenangkan baginya," katanya, seperti dikutip Business Insider, Rabu,
22 Januari 2014.
Di SMA, beda dengan teman-temannya, ia
hanya menikmati istirahat 20 menit saja. Menurut Elize Bazter, teman
sekelasnya, Mayer akan turun menuju kafetaria dan mencari sesuatu untuk
dimakan, lalu pergi ke perpustakaan atau laboratorium sains untuk
belajar. "Dia tidak akan menjadi orang yang tinggal dan duduk di sana
untuk mengobrol," katanya.
Mayer sendiri pernah mengaku,
tak banyak teman wanitanya yang menyukai matematika dan sains. Ia juga
mengakui dirinya adalah kutu buku, dan pernah menjadi mentor pelajaran
matematika bagi teman-temannya.
Pelaku pasar modal Josh
Elman yang juga mantan anggota salah satu kelompok belajar bersama Mayer
di Stanford mengingat bagaimana Mayer semasa kuliah. "Dia adalah murid
terpandai di kelas dan yang paling serius. Hanya ada dua hal tentang
dia: sangat cerdas dan sangat serius," katanya.
Setelah
menyelesaikan pendidikan pascasarjana di Stanford, Mayer dihadapkan pada
lebih dari selusin tawaran pekerjaan di industri teknologi. "Pencarian
saya dan bahwa saya dikelilingi oleh orang-orang yang pandai yang
membawa saya ke Google," kata Mayer.
Salah satu pendiri
Google, Sergey Brin, menyatakan Mayer gigih dalam memperjuangkan
pendapatnya. "Marissa membuat keputusan yang dia rasa benar, dan sejarah
membuktikan bahwa dia memang benar," katanya.
Pada 2009,
majalah Vogue mengangkat profil Mayer, dan menggambarkan dirinya sebagai
"megajutawan berusia 34 tahun, terobsesi pada Oscar de la Renta,
eksekutif pemrograman komputer Google yang tinggal di sebuah penthouse
di lantai paling atas Four Seasons".
Dia memukau Dewan
Direksi Yahoo pada 2012 saat mereka tengah membahas masa depan
perusahaan itu dalam sebuah perjamuan informal. Di depan para petinggi
Yahoo, Mayer menguraikan apa yang harus dilakukan jika Yahoo ingin
kembali berjaya. "Itulah CEO Yahoo berikutnya," kata salah satu anggota
Dewan Direksi setelah Mayer pergi. Beberapa bulan setelah itu,
pengumuman dibuat: Mayer hengkang ke Yahoo--tepatnya pada Juli 2012.
Upayanya untuk membesarkan kembali Yahoo terus diuji.
Dulu di saat kuliah, dia mungkin bukan panutan favorit untuk gaya hidup,
tapi sekarang dia membuktikan kecerdasannya membawanya memiliki yang
terbaik dalam hidupnya....menjadi ceo wanita di perusahaan terkemuka
dunia, memiliki busana terbaik dari designer kelas dunia & penthouse
yang mengagumkan...masa lalunya yang jauh dari hura hura telah
terbayarkan dengan hari yang didapatnya saat ini...tidak sembarang
orang, apalagi terbatas bagi wanita bisa mendapatkan kedudukan
ceo....namun marissa mayer mendapatkan...hebattt
No comments:
Post a Comment