Thursday, September 20, 2012

Buku Harian Ayah

Ayah & ibu sudah menikah 30 tahun & Michael
tidak pernah melihat mereka bertengkar.
Bagi Michael, perkawinan ayah & ibu mjadi
teladan baginya. Setelah menikah, dia & istrinya
sering bertengkar karena hal2 kecil.
Ketika pulang ke rumah ayahnya, Michael
menuturkan keluhannya pd ayahnya. Ayahnya
mdengarkan kmdn masuk ke kamarnya, & keluar
dg mengusung buku2 & ditumpuknya di depan
Michael.
Sebagian buku sudah kuning, kelihatannya sudah
disimpan lama. Dg penuh rasa ingin tahu Michael
mengambil satu buku itu. Tulisannya benar tulisan
ayahnya, agak miring & aneh, ada yg jelas, ada yg
semrawut, bahkan ada yg tulisannya sp mnembusi
bbrp halaman.
Michael mbaca halaman2 buku itu. Smuanya
merupakan catatan hal2 sepele, “Suhu udara
berubah jadi dingin, ia mulai merajut baju wol u/
ku. Anak2 berisik, untung ada dia.”
Semua itu catatan kebaikan & cinta ibu kpd ayah,
cinta ibu kpd anak2 & keluarga. Matanya blinang
air mata. Michael mengangkat kepala, dg haru dia
berkata pd ayahnya, “Ayah, saya sangat kagum pd
ayah & ibu.”
Ayahnya bkata, “Tidak perlu kagum, kamu jg bisa.”
Ayah bkata lg, “Menjadi suami istri selama
puluhan tahun, tdk mgkn mhindari ptengkaran.
Ibumu kalau kesal, suka cari gara2, mlampiaskan
kemarahannya & ngomel. Dalam buku aku
tuliskan yg telah ibumu lakukan demi rumah
tangga ini. Seringkali hatiku penuh amarah waktu
menulis, kertasnya sampai sobek, tembus oleh
pena. Tapi aku terus menulis semua kebaikannya.
Aku renungkan, akhirnya emosi itu lenyap yg
tinggal semuanya kebaikan ibumu.”
Michael mendengarkan, lalu bertanya, “Ayah,
apakah ibu pernah melihat catatan ini?”
Ayah tertawa & bkata, “Ibumu jg memiliki buku.
Bukunya berisi kebaikan diriku. Sering kami saling
bertukar buku & saling menertawakan. Ha…ha…
ha…”
Tiba-tiba Michael sadar akan rahasia pernikahan,
"Mencintai itu sangat sederhana. Ingat dan catat
kebaikan pasangan. Maafkan segala kesalahannya
dan kuburlah dalam dalam ."

No comments:

Post a Comment