Seorang wanita asal Kamboja, Ra Rim, baru saja kembali dari
kunjungan ke kampung halamannya di Kamboja. Perjalanan ini bisa
terlaksana berkat bantuan seorang anak 8 tahun.
Pertengahan April lalu, ketika Ra Rim berbelanja di Sam's Club, tanpa
disadarinya dompetnya terjatuh di pinggiran jalan. Dia baru menyadarinya
setelah tiba di rumah. Dia sempat syok begitu tahu kehilangan dompet.
Maklum, isi dompet itu sangatlah berharga. Bisa dikatakan hampir seluruh
harta bendanya tersimpan di dompet sutra hijau itu.
"Rasanya lemas sekali karena semua uang tabungan saya tersimpan di
dompet itu. Harapan untuk mendapatkan dompet itu kembali sepertinya
sudah sirna. Saya pun jadi susah tidur. Hal ini biasa terjadi di
Kamboja, dan tidak heran kalau di sini (baca: Amerika) juga terulang hal
yang sama. Dompet itu tidak akan kembali."
Keyakinan Ra Rim itu bukan tanpa dasar. Ia dan keluarganya termasuk salah satu survivor dari
kekejaman Khmer Merah. Mereka berhasil bertahan hidup dari
kejadian-kejadianluar biasa, hidup dalam persembunyian, mengalami hal
terburuk dari yang buruk, hingga akhirnya mereka berhasil tiba di
Amerika Serikat sekitar dua tahun lalu. Karena sudah terbiasa menemui
kondisi buruk, jadi dia merasa keburukan di kampung halamannya akan juga
dialami di negeri barunya.
Sementara itu di malam di hari yang sama, keluarga Jacobson mendatangi
Sam's Club. Saat menyeberang di tempat parkir bersama ayahnya, putri
Jacobson yang bernama Abbie melihat sesuatu tergeletak di pinggir jalan.
Bentuknya kecil, berbahan sutra, dan berwarna hijau turquoise
cerah.Ternyata, itu adalah dompet yang sudah dalam kondisi terbuka,
sehingga beberapa isinya keluar. Isinya ternyata uang dolar dalam bentuk
gulungan dengan nilai sebesar $4.202 (atau sekitar 36 juta rupiah),
perhiasan, kartu debit atas nama "Ra Rim" dan beberapa mata uang
Kamboja.
Atas permintaan Abbie, keluarga Jacobson berusaha mencari pemilik dompet
beserta harta bendanya itu. Lalu, menghubungi polisi yang akhirnya
menyimpan sementara temuan berharga itu. Sementara itu, ibu Abbie
melakukan sedikit penyelidikan sendiri dengan menghubungi Bank of Maine
yang mengeluarkan kartu debit Ra Rim. Keesokan harinya, pihak bank
menghubungi Ra Rim yang merasa begitu lega mengetahui dompetnya tidak
raib, tapi sekaligus terharu karena masih ada orang sebaik Abbie dan
keluarganya yang mau mengembalikan dompetnya beserta isinya.
Tapi, kejadian menakjubkan ini tidak akan diketahui banyak orang jika
putri Ra Rim, Chansatha, yang seorang guru bahasa di sebuah universitas
terbuka, tidak mengirimkan cerita ini ke surat kabar lokal. Dan,
ternyata artikel tentang kebaikan Abbie ini dibaca oleh CEO Bank of
Maine, John Everets. Dialah yang membawa artikel itu ke pertemuan dewan
direksi bank dengan tujuan untuk mengabulkan mimpi Abbie (mengingat
dalam artikel tersebut, Abbie menceritakan kesukaannya pada Justin
Bieber). Atas perbuatannya yang sangat mulia, Abbie dihadiahkan 5 tiket
menonton konser Justin Bieber di Boston. Bagi Abbie, hadiah ini tentu
jauh lebih berharga dibanding uang sebesar apa pun.
No comments:
Post a Comment