Thursday, September 20, 2012

Pemuda & Kepiting

Seorang pemuda sedang menolong seekor
kepiting yang hampir tenggelam dalam sungai
dengan memberikan jarinya ke capit kepiting
tersebut.
Kepiting pada akhirnya tertolong tetapi jari
pemuda itu menjadi terluka.
Melihat kejadian itu, ada seorang tua yang
kemudian menegur si pemuda, “Anak muda,
ketahuilah bahwa perbuatanmu menolong
merupakan hal yang sangat baik. Tetapi, mengapa
kamu membiarkan capit kepiting tersebut
melukaimu hingga terluka seperti itu?”
“Paman, seekor kepiting memang menggunakan
capitnya untuk memegang benda. Oleh karena itu
saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini
terluka asalkan bisa menolong nyawa makhluk
lain, walaupun itu hanyalah seekor kepiting,”
jawab si pemuda.
Mendengar jawaban si pemuda, kemudian orang
tua itu memungut sebuah ranting. Ia lantas
mengulurkan ranting ke arah kepiting yang terlihat
kembali melawan arus sungai. Lantas si kepiting
menangkap ranting itu dengan capitnya.
“Lihatlah anak muda, berlatih mengembangkan
sikap welas asih merupakan hal yang sangat baik,
tetapi harus pula disertai dengan
KEBIJAKSANAAN. Bila tujuan kita baik, yaitu
menolong makhluk lain, sangatlah tidak
BIJAKSANA dengan cara mengorbankan diri
sendiri. Ranting pun bisa kita manfaatkan”.
Seketika itu, si pemuda tersadar.
“Terima kasih, Paman. Hari ini saya telah
mempelajari sesuatu, yaitu mengembangkan cinta
kasih haruslah disertai dengan KEBIJAKSANAAN.
Di kemudian hari, saya akan selalu ingat apa yg
telah paman ajarkan.”
Memperhatikan dan menolong orang lain adalah
perbuatan mulia, entah perhatian itu kita berikan
kepada anak kita, orangtua, sanak saudara,
teman, atau kepada siapa pun.
Tetapi, kalau cara kita salah, sering kali perhatian
atau bantuan yg kita berikan bukannya
menyelesaikan masalah, namun justru menjadi
bumerang.
Semoga dengan adanya niat dan tindakan nyata
untuk berbuat baik, hendaknya kita menggunakan
cara TEPAT dan BIJAKSANA.

No comments:

Post a Comment