Kisah yang diadaptasi
dari The Healing Stories karya GW Burns berikut ini, dapat memberikan
inspirasi.
Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.
Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur.
Kondisi finansial keluarganya
morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan
barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok
keluarganya sandang dan pangan. Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian,
istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang
layak.
Laki-laki itu sudah tak tahan dengan
kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa
keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah
menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu.
Karena merasa penasaran ia
membungkuk dan mengambilnya. "Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah
penyok-penyok, " gerutunya kecewa.
Meskipun begitu ia membawa koin itu
ke sebuah bank.
"Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran..
"Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno," kata teller itu memberi saran..
Lelaki itupun mengikuti anjuran si
teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai
koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut
mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika
melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral.
Dia bisa membuatkan beberapa rak
untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk
menyimpan jambangan dan stoples.
Sesudah membeli kayu seharga 30
dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang..
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang..
Di tengah perjalanan dia melewati
perumahan baru. Seorang wa nita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok
keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang
indah. Si wa nita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki
itu nampak ragu-ragu, si wa nita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki
itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak
pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak
dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung
lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari
semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi ? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi ?
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, "Apa yang terjadi ? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi ?
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".
Note
:
Memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa sukses hanyalah TITIPAN TUHAN. Benar kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup. Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ?
Have a positive day !
Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan stress adalah kemampuan memilih pikiran yang tepat.
Kita akan menjadi lebih damai bila yang kita pikirkan adalah jalan keluar masalah .
have a nice
day
No comments:
Post a Comment