Thursday, January 26, 2012

Menjual Sisir pd Biksu

Jika perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuat SISIR, memberi tugas untuk menjual sisir pada para biksu di wihara (yang semua kepalanya gundul)- Bisakah anda melakukannya?
Apa jawaban anda ?

a) Tidak mungkin, itu mustahil
b) Gila
c) Aku akan sekali mencoba untuk melaksanakan instruksi bos saya
d) Baiklah, saya akan coba
e) Ya, saya pikir bisa menjualnya
(5 buah, 10 buah, 50 buah ataulebih, sebutkanlah jumlahnya)

Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk meilhat apakah anda termasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.


MENJUAL SISIR PADA BIKSU


Ada sebuah perusahaan "pembuat sisir" yang ingin mengembangkan bisnisnya, sehingga management ingin merekrut seorang sales manager yang baru.

Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar.
Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan & jika ditotaljumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.

Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yang sangat sulit untuk setiap orang yang akan mengikuti wawancara terakhir.

Tugasnya adalah :
Menjual sisir pada para biksu di wihara.

Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara
terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)

Pimpinan pewawancara memberi tugas :
"Sekarang saya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus
kembali untuk memberikan laporan setelah itu."

Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan.

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. A menjawab: "Hanya SATU."
Si pewawancara bertanya lagi : "Bagaimana caranya anda menjual?"
Mr. A menjawab:
" Para biksu di wihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir
pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa
dengan seorang biksu muda - dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk  kepalanya yang gatal."

Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B :
"Berapa banyak yang sudah anda jual?"
Mr. B menjawab : "SEPULUH buah."
"Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang
rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara.
Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir
untuk para peziarah agar mereka menunjukkan rasa hormat pada sang Buddha dgn merapikan rambut mereka."

Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. C :
"Bagaimana dengan anda?"
Mr. B menjawab: "SERIBU buah!"
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya : "Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?"
Mr. C menjawab:
"Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang
berkunjung ke sana . Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara,
'Sifu, saya melihat banyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu
bisa memberi mereka sebuah cindera mata, maka itu akan lebih menggembirakan hati mereka.' Saya bilang padanya bahwa saya punya
banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap
sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu
pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!"


MORAL DARI CERITA

Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :

  • 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
  • SIKAP itu lebih penting dari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.
Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan
sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung pada
bagaimana sikap kita menghadapi masalah.

Dalai Lama biasa berkata : "Jika anda hanya punya sebuah pelayaran
yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras
membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali
untuk menyelesaikan semua masalah."

"Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegah teguh pada harapan.
Ini karena harapan adalah : hal yang membuat kita bisa terus melangkah
dengan mantap, berdiri teguh - dimana pengharapan hanyalah sebuah awal.
Sedangkan segala sesuatu yang tidak diharapkan .... adalah hal yang
akan mengubah hidup kita."
Meredith Grey, Grey's Anatomy - Season 3

No comments:

Post a Comment