Thursday, January 26, 2012

Menyembuhkan Luka Batin

Ada sebuah kisah inspiratif yang saya ambil dari buku pertama saya,
Emotional Quality Management. Kisahnya begini.

"Ada sebuah kisah tentang sebuah rumah. yang kebetulan dihuni seekor
monster yang menetap di ruang bawah tanah. Sang pemilik rumah tahu
tentang kehadiran monster itu. Jika merasa terusik, monster itu akan
keluar menjahati, mengganggu bahkan memangsa siapa pun yang ada di
dalam rumah, kecuali pemilik rumah itu. Hal ini membuat si pemilik
rumah menyatakan perang dengan si monster. Namun, monster itu tak
pernah berhasil diusir keluar. Maka monster itu pun dikurung di
ruang bawah tanah.

Tetapi, monster itu selalu mampu menemukan jalan keluar. Bertahun-
tahun, monster itu selalu mengancam kehidupan pemilik rumah. Hingga
akhirnya, pemilik rumah memutuskan untuk membiarkan monster itu
naik, dan tinggal di ruang dalam. Ruang bawah tanah pun
dihancurkannya. Monster itu, ternyata merasa tidak tahan terus-
terusan tinggal di dalam rumah. Monster itu pun pergi....
Selamanya!"

Kisah di atas saya pakai untuk menggambarkan soal berbagai 'monster'
kepahitan, rasa sakit, luka ataupun kepedihan yang kita simpan terus-
menerus dalam diri kita.

Hikmahnya, selama tidak pernah diselesaikan, kepedihan itu akan
terus-menerus menghantui dan mengganggu kehidupan kita. Itulah
sebabnya, ada benarnya saat Milton Wrad, penulis buku The Brilliant
Function of Pain (Fungsi Brilian dari Rasa Sakit),
mengatakan, "Fearing pain, fighting pain, avoiding pain or ignoring
pain, only increasing it. Flow with it". Artinya, ketakutan pada
rasa sakit, melawan rasa sakit, menghindari rasa sakit dan mengelak
dari rasa sakit hanya akan meningkatkan rasa sakit kita. Mengalirlah
dengan rasa sakit itu. Hal ini terutama benar, khususnya kalau kita
bicara soal rasa sakit emosional.

Setiap orang pastilah pernah memiliki luka emosional. Bagi
segelintir orang, luka tersebut menjadi luka batin berkepanjangan.
Namun, di pihak lain ada yang bisa memilih untuk tidak menjadi
terhambat karena luka-luka tersebut.

No comments:

Post a Comment