Seorang Kristiani menulis surat kepada Editor sebuah surat kabar dan mengeluhkan kepada para
pembaca bahwa dia merasa sia-sia pergi ke gereja setiap minggu.
Tulisnya, "saya sudah pergi
ke gereja selama 30 tahun dan selama itu saya telah mendengar 3000 khotbah.
Tapi selama hidup, saya tidak bisa mengingat satu khotbah pun. Jadi saya rasa
saya telah memboroskan begitu banyak waktu demikian pun para pastor itu telah
memboroskan waktu mereka dengan khotbah-khotbah itu."
Surat itu menimbulkan perdebatan
yang hebat dalam kolom pembaca.
Perdebatan itu berlangsung
berminggu-minggu sampai akhirnya ada seseorang yang menulis demikian:
"Saya sudah menikah selama 30 tahun. Selama iniistri saya telah memasak
32.000 jenis masakan. Selama hidup
saya tidak bisa mengingat
satu pun jenis masakan itu yang dilakukan istri saya. Tapi saya tahu bahwa
masakan-masakan itu telah memberi saya kekuatan yang saya perlukan untuk
bekerja. Seandainya istri saya tidak memberikan makanan itu kepada saya, maka
saya sudah lama meninggal."
Sejak itu tak ada lagi
komentar tentang khotbah.
************************************************************************
************************************************************************
Nenek Granny sedang
menyambut cucu-cucunya pulang dari
sekolah.
Mereka adalah anak-anak muda
- anak muda yang sangat cerdas
dan sering menggoda nenek
mereka.
Kali ini, Tom mulai menggoda
dia dengan berkata, "Nek,apakah nenek masih pergi ke gereja pada hari
minggu?"
"Tentu!"
"Apa yang nenek peroleh
dari gereja? Apakah nenek bisa memberitahu kami tentang Injil minggu
lalu..?"
"Tidak, nenek sudah
lupa. Nenek hanya ingat bahwa nenek menyukainya. "
"Lalu apa khotbah dari
pastor?"
"Nenek tidak ingat.
Nenek sudah semakin tua dan ingatan nenek melemah.
Nenek hanya ingat bahwa ia
telah memberikan khotbah yang memberi kekuatan,Nenek menyukai khotbah
itu."
Tom menggoda, "Apa
untungnya pergi ke gereja jika nenek tidak mendapatkan sesuatu dariNya?"
Nenek itu terdiam oleh
kata-kata itu dan ia duduk di sana
termenung.
Dan anak-anak lain tampak
menjadi malu.
Kemudian nenek itu berdiri
dan keluar dari ruangan tempat mereka semua duduk, dan berkata,
"Anak-anak, ayo ikut nenek ke dapur."
Ketika mereka tiba di dapur,
dia mengambil tas rajutan dan memberikannya kepada Tom sambil berkata,
"Bawalah ini ke mata air,dan isilah dengan air,lalu bawa kemari!"
"Nenek, apa nenek tidak
sedang melucu? Air didalam tas rajutan....!
"Nek, apa ini bukan
lelucon?" tanya Tom.
"Tidak.., lakukanlah
seperti yang kuperintahkan.Saya ingin memperlihatkan kepadamu sesuatu."
Maka Tom berlari keluar dan
dalam beberapa menit ia kembali dengan tas yang bertetes-teskan ..
"Lihat,nek,"
katanya. "Tidak ada air didalamnya."
"Benar," katanya.
"Tapi lihatlah betapa
bersihnya tas itu sekarang.Anak-anak, tidak pernah kamu ke gereja tanpa
mendapatkan sesuatu yang baik,
meskipun kamu tidak
mengetahuinya. "
************************************************************************
************************************************************************
Suatu ketika, ada seorang
pria yang menganggap Natal
sebagai sebuah
takhayul belaka. Dia
bukanlah orang yang kikir.
Dia adalah pria yang baik hati
dan tulus,setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain.
Tetapi ia tidak percaya pada
kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal.
Dia sunguh-sungguh tidak
percaya.
"Saya benar-benar minta
maaf jika saya membuat Kamu sedih," kata pria itu kepada istrinya yang
rajin pergi ke gereja.
"Tapi saya tidak dapat
mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia.
Itu adalah hal yang tidak
masuk akal bagi saya "
Pada malam Natal, istri dan anak-anaknya pergi
menghadiri
Kebaktian tengah malam di
gereja.
Pria itu menolak untuk
menemani mereka.
"Saya tidak mau menjadi
munafik," jawabnya."Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu
sampai pulang."
Tak lama setelah keluarganya
berangkat, salju mulai turun.
Ia melihat keluar jendela dan
melihat butiran-butiran salju itu
berjatuhan. Lalu ia kembali
ke kursinya di samping perapian dan mulai
membaca surat kabar.
Beberapa menit kemudian, ia
dikejutkan oleh suara ketukan.
Bunyi itu terulang tiga
kali.
Ia berpikir seseorang pasti
sedang melemparkan bola salju
ke arahjendela rumahnya.
Ketika ia pergi ke pintu
masuk untuk mengeceknya, ia menemukan
sekumpulan burung terbaring
tak berdaya di salju yang dingin.
Mereka telah terjebak dalam
badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat
berteduh.
Saya tidak dapat membiarkan
makhluk kecil itu kedinginan di
sini, pikir pria itu.Tapi
bagaimana saya bisa menolong mereka?
Kemudian ia teringat akan
kandang tempat kuda poni
anak-anaknya. Kandang itu
pasti dapat memberikan tempat berlindung yang
hangat. Dengan segera pria
itu mengambil jaketnya dan pergi ke
kandang kuda tersebut.
Ia membuka pintunya
lebar-lebar dan menyalakan lampunya.
Tapi burung-burung itu tidak
masuk ke dalam.
Makanan pasti dapat menuntun
mereka masuk,pikirnya.
Jadi ia berlari kembali ke
rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk
membuat jejak ke arah kandang.
Tapi ia sungguh terkejut.
Burung-burung itu tidak
menghiraukan remah roti tadi dan
Terus melompat-lompat
kedinginan di atas salju.
Pria itu mencoba menggiring
mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu
berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.
"Mereka menganggap saya
sebagai makhluk yang aneh dan
menakutkan," kata pria
itu pada dirinya sendiri, "dan saya tidak dapat
memikirkan cara lain untuk
memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi
seekor burung selama beberapa
menit,mungkin saya dapat
membawa mereka pada tempat yang
aman."
Pada saat itu juga, lonceng
gereja berbunyi.
Pria itu berdiri tertegun
selama beberapa waktu,mendengarkan bunyilonceng itu menyambut Natal yang indah. Kemudian dia terjatuh pada
lututnya dan berkata,"Sekarang saya mengerti," bisiknya dengan
terisak.
"Sekarang saya mengerti
mengapa KAU mau menjadi manusia."
Saudaraku, sering kita
mengalami kejenuhan untuk pergi ke
gereja dan merasa tak ada
gunanya, semoga cerita di atas ini bisa
lebih meneguhkan kita akan
pentingnya ke gereja.
Segala Sesuatu Indah Pada
Waktunya
No comments:
Post a Comment