Colgate adalah nama sebuah perusahaan. Jika mendengar nama itu,
kebanyakan orang Amerika pasti akan langsung berpikir tentang pasta
gigi. Tetapi, jika mereka tahu sejarah orang dibalik nama itu, mereka
,mungkin akan berpikir tentang kristus, dan jejak yang dijalani COlgate
bersamaNya.
William Colgate lahir pada tanggal 25 januari 1783
di kota Kent, Inggris. Ayahnya, Robert adalah seorang petani yang
dikenal sebagai intelektuual yang berani dan memiliki pemikiran politik
yang tajam.
Pada suatu hari, karena mendukung kemerdekaan
negara koloni Inggris, RObert mendapat ancaman dari pihak penguasa.
Namun, Tuhan campur tangan dengan mengirim seorang di tengah malam buta
untuk memperingati keluarga Colgate. Dengan segera mereka terbang
meninggalkan negara Inggris. Pembawa pesan itu mengatakan, jika saja
mereka tetap di Inggris kemungkinan besar pasti dihukum penjara atau
bahkan dihukum mati. Tapi apa yang buruk menurut dunia, Tuhan
mengubahnya menjadi sebuah kebaikan.
Pelayaran
Keluarga
Colgate naik kapal pada bukan maret 1798 dan berlayar menuju Amerika.
Mereka menetap di sebuah perkebunan di Hartford Co., Kota Maryland.
Disana Ayah William bekerja sama dengan Ralph Maher untuk memulai usaha pembuatan sabun dan lilin.
William membantu kedua orang itu dan belajar dengan cepat. Tetapi,
kenyataan berkata lain. Meski sudah bekerja keras, kerja sama itu gagal
di tengah jalan. Robert Colgate kembali ke perkebunan dan William
memutuskan untuk memulai usahanya sendiri. Setahun kemudian ia
kekurangan modal, dan William Colgate harus menutup usahanya.
Meski gagal dua kali, William tidak menyerah. Ia mendapatkan pelajaran
berharga. Ia percaya, Tuhan akan mengarahkan langkah Anda, Jika Anda mau
mencariNya dab menyerahkan bisnis ANda kedalam rencanaNya, meski ada
kegagalan.
Seorang teman kristiani yang bekerja di sebuah kanal
kapal menasihati Colgate, "Berikan hatimu bagi Kristus. Berilah kepada
Kristus apa yang menjadi milik Nya. Buatlah sabun dengan jujur. Berikan
persembahanmu dengan jujur...dan seseorang akan menjadi pembuat sabun
ternama di New York. Orang itu mungkin saja kamu."
Saat William
mempelajari Alkitab, ia begitu tertarik dengan ayat dalam Kejadian
28:20-22, "Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan
melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti
untukdimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga aku selamat kembali ke
rumah ayahku, maka Tuhan akan menjadi Allahku. Dan batu yang kudirikan
sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang
Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh
kepadaMu."
Pada tahun 1804, COlgate dipekerjakan oleh sebuah
perusahaan pembuat sabun sebagai pegawai magang. Pengamatan Colgate
sangat tajam dan teliti. Dia terus memegang perintah Tuhan dalam Amsal,
Yaitu memperhatikan perintah, meski perintah itu datang dari mereka yang
gagal (Ams 24:30-32).
Colgate percaya bahwa perusahaan itu
telah salah kelola, dan ternyata ia benar. Perusahaan itu akhirnya tutup
pada tahun 1806, tapi reputasi dan ambisi Colgate memampukannya untuk
menghubungi pada penyalur di kota lain. Ia memulai merintis usahanya
kembali.
Dan mujizat terjadi. William Colgate dan perusahaannya
itu sudah berhasil sejak awal. Dalam 6 bulan perusahaan itu sudah
berhasil membuat produk-produk baru dengan bahan kanji. Segera,
perusahaan itu mampu memproduksi sabun tangan, sabun toilet, dan sabun
cukur.
Tidak Lalai
Meski Colgate sangat sibuk dalam
pengembangan usaha, ia tidak mengabaikan waktu-waktu pribadinya dengan
Tuhan. Kesuksesan Colgate dicapai karena ia mengikuti prinsip-prinsip
Alkitab.
Seperti Yakub yang berjanji untuk memberi persembahan
sulung kepada Tuhan, maka Colgate juga membuat janji yang sama. Sepuluh
persen dari keuntungan Colgate dengan setia diberikan kepada Tuhan.
Tidak lama, Colgatye segera menjadi salah asatu pengusaha ternama di
New York. Bisnis itu bukanlah satu-satunya yang bertumbuh dan berhasil.
Colgate menikahi Mary Gilbert pada tahun 1811, dan bersamanya terlahir
11 anak. Pernikahannya dengan Mary disebut orang sebagai "Persekutuan
yang indah dengan seorang yang menyenangkan."
Colgate bahkan
menamai anaknya berdasarkan nama Alkitab. Ini menggambarkan cara pandang
Alkitab dalam setiap aspek hidup mereka. Keluarga ini setia beribadah
dan membaca Alkitab bersama.
Colgate sangat aktif dalam
bermacam kegiatan sosial yang diadakan di gerejanya. Dia juga
meyumbangkan banyak dana untuk lembaga pendidikan, termasuk Madison
College, Hamilton, New York.
Karena kemurahan hatinya, sekolah
itu kini berganti nama menjadi Colgate university. Dia juga adalah
pendukung aktif kegiatan misionaris. Pada tahun 1816, Colgate memegang
peranan penting dalam mengelola American Bible Society dan American and
Foreign Bible SAociety. Dia juga melayani sebagai pengurus American
Tract Society.
Selagi bisnisnya terus berkembang dan diberkati
Tuhan, dia memerintahkan akuntannya untuk meningkatkan jumlah
persembahannya, dari 20 persen menjadi 30 persen. Ketika dia terus
berkomitmen untuk memberi, perusahaannya menjadi semakin diberkati
Tuhan.
Saat ini, Colgate Palmolive adalah salah satu perusahaan
tertua di Amerika dan dinobatkan oleh majalah Fortune sebagai salah
satu dari 500 perusahaan paling sukses di Amerika. Angka penjualan
revenue-nya mencapai US$ 9 miliar dan cabangnya telah berada di 221
negara di seluruh dunia.
Produknya telah berkembang memenuhi
kebutuhan perorangan, pabrik samapai hewan peliharaan. Merk-nya telah
dikenal di seluruh dunia seperti Colgate, Palmolive, Speed-Stick, Fab,
Murphy, Ajax, dan Irish Spring.
Keberhasilan Colgate Palmolive
adalah sebuah kesaksian tentang apa yang Tuhan sanggup kerjakan bagi
mereka yang setia mengejar mimpinya dan berkomitmen untuk mengenal
Tuhan, pribadi yang sanggup memenuhi mimpi-mimpinya.Wi
No comments:
Post a Comment