Suatu malam hujan turun dengan lebat diiringi angin kencang dan petir
yang
menyambar-nyambar. Malam itu telepon berdering di rumah seorang
dokter.
''Istri saya sakit,'' terdengar suara minta pertolongan. ''Dia
sangat
membutuhkan dokter segera.
'' Si dokter menjawab, ''Dapatkah bapak
menjemput saya sekarang? Mobil
saya sedang masuk bengkel.'' Mendengar jawaban
itu, lelaki tersebut
menjadi berang. ''Apa?!'' katanya dengan marah. ''Saya
harus pergi
menjemput dokter pada malam yang berhujan lebat seperti
ini?''
Coba Anda renungkan cerita inspiratif diatas.*kita senantiasa
meminta
sesuatu
kepada orang lain*. Sayangnya, *kita seringkali lupa untuk
memberi*. Kita
tak sadar bahwa apapun yang kita berikan sebenarnya adalah
untuk diri
kita sendiri, bukan untuk siapa-siapa.
Di dunia ini tak ada
yang gratis. Segala sesuatu ada harganya. Seperti
halnya membeli barang, Anda
harus memberi terlebih dahulu sebelum
meminta barang tersebut. Kalau Anda
seorang penjual, Anda pun harus
memberikan pelayanan dan menciptakan produk
sebelum meminta imbalan jasa
Anda. Inilah konsep ''memberi sebelum meminta''
yang sayangnya sering
kita lupakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Padahal *''memberi sebelum meminta''* adalah sebuah hukum
alam. Kalau *Anda
ingin anak Anda mendengarkan apa yang Anda katakan*,
*Andalah yang harus
memulai dengan mendengarkan keluh kesah mereka*. Kalau
Anda ingin
karyawan atau bawahan Anda bekerja dengan giat, Andalah yang
harus
memulai dengan memberikan perhatian, dan lingkungan kerja yang
kondusif.
Kalau Anda ingin disenangi dalam pergaulan, Anda harus memulainya
dengan
memberikan bantuan dan keperdulian kepada orang lain.
*Orang
yang tak mau memberi adalah mereka yang senantiasa dihantui
perasaan takut
miskin.* Inilah orang-orang yang ''miskin'' dalam arti
yang sesungguhnya.
Padahal, di dunia ini berlaku hukum kekekalan energi.
Kalau Anda memberikan
energi positif kepada dunia, energi itu tak akan
hilang. Ia pasti kembali
kepada Anda.
*Persoalannya* , banyak orang *mengharapkan* imbalan
perbuatan baiknya
langsung dari orang yang ditolongnya. Ini suatu kesalahan.
Dengan
melakukan hal itu, Anda justru membuat bantuan tersebut menjadi
tak
bernilai. Anda mempraktikkan manajemen ''Ada Udang Di Balik Batu.''
Anda
tak ikhlas dan tak tulus. Ini pasti segera dapat dirasakan oleh
orang
yang menerima pemberian Anda. Jadi, alih-alih menciptakan
kepercayaan
pemberian Anda malah akan menghasilkan kecurigaan.
Agar
dapat efektif, Anda harus berperilaku seperti sang surya yang
memberi tanpa
mengharapkan imbalannya. Untuk itu tak cukup memberikan
harta saja, Anda juga
harus memberikan diri Anda, dari hati Anda yang
paling dalam. Jangan pernah
memikirkan imbalannya. Anda hanya perlu
percaya bahwa apapun yang Anda
berikan suatu ketika pasti kembali kepada
Anda. Ini merupakan suatu
keniscayaan, suatu hukum alam yang sejati.
Sebetulnya semua orang di
dunia ini senantiasa memikirkan kepentingan
dirinya sendiri. Namun, kita
dapat membedakannya menjadi dua tipe orang.
Orang pertama kita sebut sebagai
orang yang egois. Merekalah orang yang
selalu meminta tetapi tak pernah
memberikan apapun untuk orang lain.
Orang ini pasti dibenci dimana pun ia
berada.
Jenis orang kedua adalah orang yang juga mementingkan diri
sendiri,
tetapi dengan cara mementingkan orang lain. Mereka membuat orang
lain
bahagia agar mereka sendiri menjadi bahagia. Ini sebenarnya juga
konsep
mementingkan diri sendiri tetapi sudah diperhalus. Kalau Anda
selalu
memberikan perhatian dan bantuan kepada orang lain, banyak orang
yang
akan menghormati dan membantu Anda. Kalau demikian, Anda
sebenarnya
sedang berbuat baik pada diri Anda sendiri.
Bagaimana kalau
Anda membaktikan diri Anda untuk menolong anak-anak
terlantar dan orang-orang
miskin? Ini pun sebenarnya adalah tindakan
''mementingkan diri sendiri dengan
cara mementingkan orang lain.'' Anda
mungkin tak setuju dan mengatakan,
''Bukankah saya tidak mendapatkan
apa-apa. Saya kan bekerja dengan
sukarela.
'' Memang benar, Anda tidak mendapatkan apa-apa secara materi,
tetapi
apakah Anda sama sekali tidak mendapatkan apa-apa? Jangan salah,
Anda
tetap akan mendapatkan sesuatu yaitu kepuasan batin. Kepuasan
batin
inilah yang Anda cari. Anda membantu orang lain supaya mendapatkan
hal
ini.
Jadi, apapun yang kita lakukan di dunia ini semuanya adalah
untuk
kepentingan kita sendiri. Orang-orang yang egois sama sekali
tak
memahami hal ini. Mereka tak sadar bahwa mereka sedang merusak
diri
mereka sendiri.
Sementara orang-orang yang baik budinya sadar
bahwa kesuksesan dan
kebahagiaan baru dapat dicapai kalau kita membuat orang
lain senang,
menang, dan bahagia. Hanya dengan cara itulah kita akan dapat
menikmati
kemenangan kita dalam jangka panjang. Inilah hukum
Menang-Menang
(win-win) yang berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa
saja.
No comments:
Post a Comment